Renungan Minggu Advent Pertama: MARKUS 13:24-37
PENGANTAR
Kita memasuki minggu-minggu advent. Advent berasal dari istilah Latin Adventus yang berarti kedatangan atau pendekatan. Jadi ada seseorang atau sesuatu yang sedang datang atau sedang mendekat. Maka ada pihak yang memberi perhatian dan menanti datangnya orang atau sesuatu itu sehingga ia tahu bahwa seseorang itu sedang datang dan sudah dekat. Dalam pemahaman seperti ini adventus memeliki dua sisi, yaitu Kedatangan dan Penantian. Biasanya masa raya adventus dimaknai sebagai “persiapan” menuju ke hari raya Natal. Secara historis memang demikian. Namun makna adven umat Kristen mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan yang kedua.
PEMBAHASAN TEKS
Bacaan kita saat ini
khotbah Yesus yang terdapat dalam tiga kitab Injil. Ayat 24 – 37 tentang
kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Kemudian pasal 13 berbicara tentang
pengajaran Yesus tentang akhir zaman (Mrk. 13:1-37).
Pertama,
ayat 24-27 dan 30. Kemahakuasaan Allah dalam penghakiman bagi semua ciptaan.
Yesus berbicara mengenai tanda-tanda khusus yang akan terjadi selama masa
kesengsaraan besar. Tanda-tanda berkaitan dengan kehancuran Yerusalem (tahun 70
M), sebagian dari mereka yang mendengarkan khotbahnya akan mengalaminya.
Setelah itu, Ia berbicara mengenai tanda-tanda kedatangan-Nya yang kedua
kalinya. Kedatangan yang kedua akan terjadi tanda khusus dari kosmik. Hal itu dilukiskan
dalam kitab Matius 24:27. Kedatangan Kristus yang kedua didahului dengan banyak
peristiwa supranatural di langit seperti yang digambarkan dalam kitab Wahyu (bdk.
Mat 24:29; dan Luk. 21:25, 26). Sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi
gelap dan bulan tidak bercahaya. Dan bintang-bintang akan berjatuhan dari
langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang.” Kata matahari dalam bahasa Yunani
menggunakan σκοτισθήσεται (skstistesetai) dari kata σκοτίζω (skstiso)
artinya keadaan yang akan menjadi gelap dan bulan (Yun. σελήνη) selene
artinya tidak bercahaya. Bintang-bintang di langit, yang semula bergerak dan
berputar secara teratur, situasinya akan berjatuhan; dan kuasa-kuasa yang ada
di langit, yakni benda-benda langit, bintang-bintang yang tetap akan goncang.
Kemudian Dia akan menyuruh
keluar malaikat-malaikat mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya untuk menyongsong
Tuhan di angkasa. Orang-orang pilihan yang berasal dari satu ujung bumi ke
ujung bumi lain sehingga tidak ada yang terlewatkan dalam pengumpulan tersebut.
Hal ini menunjukkan keistimewaan orang-orang pilihan Allah. Ia datang dalam
awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan. Ungkapan “tetapi pada masa
itu,” menunjuk kepada kedatangan Kristus yang kedua yang datang menjadi hakim. Dalam
narasi tersebut penekanan terdapat dalam ayat 30. “Angkatan ini,” yaitu orang
Yahudi yang menerima pemberitaan Kristus, tetapi tidak percaya dan tidak
bertobat. Ucapan “Angkatan ini” menunjuk kepada penghancuran Bait Allah pada
tahun 70 M.
Kedua,
ayat 28-29. Membaca tanda-tanda alam. Di dalam PL, pohon ara sering kali
dipakai sebagai simbol dalam relasi perjanjian antara Allah dengan umat-Nya.
Israel adalah pohon ara yang seharusnya menghasilkan buah yang baik. Dalam PB,
Yesus menjelaskan perumpamaan tentang pohon ara, apabila ranting-ranting pohon
ara sudah melembut dan mulai bertunas, maka musim panas sudah dekat demikian
juga tentang hari itu. Apabila melihat hal-hal itu terjadi, maka waktunya sudah
dekat dan hari itu tidak lama lagi akan digenapi. Ciri khas pohon ara adalah
lambat berbunga dan jika pohon ara berbunga maka menandakan musim panas.
Misalnya dalam Kidung Agung 2:11-13 menyebutkan
gagasan bahwa mekarnya pohon ara menunjukkan musim dingin sudah lewat dan musim
panas sudah dekat.
Kedua,
ayat 31-33. Setiap nubuatan akan digenapi. Langit dan bumi akan berlalu, pada
akhir zaman, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Pernyataan tersebut
merupakan penegasan bahwa tidak satu pun dari nubuat-nubuat ini akan gagal
digenapi pada waktunya nanti. Tuhan tidak pernah ingkar janji. Namun ada ada
pertanyaan dari murid yang harus dijawab oleh Yesus; kapan hari kedatangan-Nya
kembali (ay. 3-4). Bertanya kapan waktunya akan tiba untuk ditanyakan karena
mengenai hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu. Waktu tersebut di luar
jangkauan murid-murid. Waktunya sudah ditetapkan dalam rencana Allah, tetapi
tidak diwahyukan melalui firman Allah kepada siapa pun, entah itu kepada
manusia di bumi atau malaikat-malaikat di Sorga. Ada pemahaman bahwa apakah
Kristus tidak tahu dalam kondisinya sebagai manusia? Istilah agnoetae
muncul dengan asumsi bahwa “tidak ada yang janggal dengan pernyataan tersebut,
sebagai manusia Ia juga mengalami penderitaan dan ketakutan. Yesus mengalihkan
perhatian mereka agar tidak menanyakan hal itu lebih lanjut. Yesus selalu
mengarahkan diri-Nya kepada kehendak dan perintah Bapa-Nya, dan Dia mengakui
bahwa Dia tidak dapat mengerjakan sesuatu bagi diri-Nya sendiri (Yoh. 5:19).
Oleh sebab itu, tidak ada sesuatu yang Anak, tidak tahu tetapi Dia memberikan
haknya itu kepada posisi Bapa.
Ketiga,
ayat 34-37. Untuk mengingatkan murid-murid-Nya tentang kedatangan dan waktu
yang tidak diketahui, Ia menjelaskan dengan mengunakan perumpamaan tuan rumah
yang berpergian dan menyerahkan tanggungjawab kepada hambanya masing-masing.
Hal ini mengingatkan perumpamaan tentang uang mina (Lukas 19:11-27). Di mana
hamba yang tidak setia menjalankan tanggungjawab yang diberikan oleh tuannya. Perumpamaan
tentang tuan rumah, bisa berarti
keluarga, persekutuan (gereja) dan lingkungan. Tuan rumah menunjukkan kepada
Bapa, pemilik rumah. Hamba adalah murid-murid dan orang yang mendengar-Nya.
Dalam bagian ini Yesus menekankan beberapa kali tentang berjaga-jaga.
Kedatangan yang kedua seperti pesta perkawinan orang Yahudi (bdk. Matius 24).
Bagian akhir Yesus tidak hanya mengingatkan murid-murid namun semua orang
termasuk pendengar-Nya pada waktu itu.
POKOK-POKOK RENUNGAN
Di minggu advent pertama
melalui bacaan ini, kita bisa menyampaikan beberapa pokok renungan.
Pertama, di
masa-masa penantian ini sebagai orang-orang pilihan Allah, mari kita
mempersiapkan diri, hati, untuk menyambut kedatangan Tuhan. Sebagai pihak yang
menanti bukan pasif tapi aktif. Apa persiapan kita?
Kedua,
menanti kedatangan Tuhan dengan pertobatan. Jangan sampai kita seperti
orang-orang Yahudi yang mendengar pemberitaan firman Tuhan namun tidak ada pertobatan.
Yesus bilang “angkatan ini” yang menunjuk kepada orang Yahudi yang tidak
percaya kepada pemberitaan Yesus.
Ketiga,
di minggu advent ketiga kita diingatkan untuk membaca tanda-tanda alam. Membaca
suara-suara alam. Misalnya, banjir badang, cura hujan yang tidak menentu, dst. Apa
tandanya bagi Anda dan saya?
Keempat, tidak
penting bagi Anda dan saya; kapan Tuhan Yesus datang kembali yang kedua kalinya.
Tetapi yang penting adalah Anda dan saya melakukan tugas di bumi sebagai anak-anak
Tuhan. Ada tugas penting yang Anda harus kerjakan. Ada tanggung jawab yang Anda
dan saya kerjakan sebagai hamba, supaya ketika tuan rumah (Tuhan) datang
mendapatkan Anda dan saya melakukan tugas kita masing-masing. Apa tugas dan
tanggungjawab Anda dan saya? Jawab sendiri. Amin. (FN).
Selamat
memasuki Masa Raya Adventus. Salam dari Jemaat Bermata Jemaat Betel Tetus,
Oelet, Klasis Amanuban Timur

Komentar
Posting Komentar