HARAPAN DI TENGAH KESESAKAN (YESAYA 9:1-6)
PENGANTAR
Pelayanan Nabi Yesaya abad VIII sM, pada masa raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hiskia. Tahun-tahun ini masa-masa yang sulit bagi kedua kerajaan Israel dan Yehuda baik dalam bidang politik maupun dalam kehidupan kultural. Masa ini iman umat diuji untuk benar-benar bergantung kepada Tuhan. Secara politik mereka tidak boleh melakukan kompromi apa pun. Mereka diperhadapkan dengan godaan-godaan secara manusiawi untuk berkoalisi secara politis dan keagamaan dengan kuasa bangsa-bangsa lain. Ketika terjadi perang Aram-Efraim (734-733 sM) nabi Yesaya menasehati raja untuk tetap percaya kepada bantuan Tuhan dari pada mencari bantuan kepada Asyur.
Dalam situasi yang mencekam seperti ini nabi Yesaya dipanggil dan diutus Allah untuk menyampaikan berita penghakiman Allah, berita pengharapan dan keselamatan dari Allah dengan kuasa kerajaan yang kekal. Secara politis Israel akan tenggelam (pembuangan) dan hanya sisa Israel yang dikasihani dan selamat. Secara keagamaan iman Israel ditantang dengan keras untuk memilih tetap setia kepada Allah ataukah memilih yang lain. Yesaya menyampaikan pemberitaan yang mencela dosa-dosa Israel dan tanpa lelah memberitakan hal kedatangan kerajaan damai di bawah pemerintahan Mesias yang akan datang.
PENJELASAN TEKS
Perikop ini (9:1-6) merupakan penjelasan lanjutan dari "tanda Imanuel" dari pasal-pasal sebelumnya (7 :14, 8:8). Pemberitaan ini mempunyai makna teologis karena menekankan hal kuasa kerajaan damai di bawah pemerintahan Mesias yang akan datang.
Ayat 1 & 2
"Bangsa yang berjalan dalam kegelapan" dapat dibaca sebagai "mereka yang berdiam di negeri yang gelap gulita". Maksudnya mereka yang hidup dalam kegelapan yang menyesakkan yang mengalami kematian rohani, spiritual, yang mencekamkan. Tatapi ke atas mereka terang yang besar bersinar. Terang itu berasal dari Tuhan, yang akan mengusir kegelapan yang mencekam. Situasi kacau balau akan diubah menjadi situasi yang damai (bdk. Kej. 1:1-3). Terang itu adalah terang hidup baru, terang yang penuh kemuliaan. Kehadiran terang mendatangkan sukacita, seperti sukacita waktu panen yang dialami oleh petani atau kegembiraan tentara yang membagi-bagikan jarahan.
Terang ini adalah terang mesianik yang bergema di dalam seluruh isi Alkitab.
Ayat 3 & 5
Rahmat karya penyelamatan digambarkan dengan berbagai cara:
- Allah akan membebaskan Israel dari "kuk" Asyur. Israel digambarkan sebagai seekor lembu yang memikul kuk yang dikendalikan oleh bangsa lain menurut kehendaknya. Allah akan membebaskan mereka dengan cara yang "ajaib"
- yang dihancurkan Allah bukanlah "tentara" tetapi alat-alat perang yang dipakai untuk memenuhi nafsu. "Sepatu tentara yang berderap-derap dan jubah yang berlumuran darah" akan dijadikan Allah sebagai umpan api.
- tindakan pembebasan Allah akan secara menakjubkan, bukan mengirimkan bala tentara tandingan tetapi melalui kelahiran seorang bayi yaitu seoran putra. Pemerintahan Israel dan dunia ada di atas bahunya.
Tentang Putra, Yesaya memberikan empat gelar: pertama, penasihat ajaib dalam bahasa Ibrani bukan dari dunia melainkan dari Allah. Seorang "penasihat" yang akan menerapkan hikmat yang benar untuk memerintah. Hikmat yang seperti yang dinyatakan dalam Amsal 3:19. Kedua, Allah yang perkasa. Digambarkan sebagai seorang pahlawan dengan kemenangan yang gilang gemilang.
Ketiga, sebagai seorang "bapa" yang kekal. Pemerintahan didasarkan atas kasih sebagai orang tua dan anak. Kasih yang bersifat kekal.
Keempat, Ia adalah "raja damai" atau pangeran damai. Kata damai dalam bahasa Ibrani (Shalom) yang artinya keutuhan, integritas, keselarasan, kesempurnaan, keadilan. Bukan kedamaian yang pasif namun aktif.
Ayat 6
Sang Raja Damai dengan kekuasaan yang besar tidak berkesudahan. Ditutup dengan kata "kecemburuan TUHAN" yang mengandung makna urgensi (mendesak yang harus dilakukan) cinta kasih yang membara karena itu harus melakukan apa yang dilakukan dengan benar dan adil (Shalom).
KONTEKS KITA
Desakan ekonomi yang membuat anak-anak muda di kampung meninggalkan kampung halaman. Anak-anak putus sekolah.
Politik, di mana partai politik lebih mengutamakan kekuasaan dari pada kesejahteraan rakyat.
Kebudayaan, di mana kebanyakan generasi muda lebih mengutamakan prinsip hidup hedonistis dari pada kerja keras.
Iman, di daerah tertentu terjadi benturan antar umat beragama karena masalah identitas keagamaan.
Pencemaran lingkungan, dst....
POKOK-POKOK RENUNGAN
π Menghadapi persoalan hanya bisa diselesaikan dengan pemiliharaan hubunga dengan Tuhan. Tuhan yang mau menolong itu adalah Tuhan yang mengambil jalan ajaib dengan jalan yang menjadi sama dengan kita.
π Allah yang datang kepada kita adalah terang yang ajaib. Hanya terang yang ajaib melenyapkan kegelapan yang mencekam dalam hidup kita.
π Menyambut terang harus dengan sukacita. Karena terang mengubah duka (gelap) menjadi sukacita.
πBeban kehidupan yang cukup berat kita tidak lagi memikul sendiri. Ia bersedia memikulnya bersama kita. Itu dibuktikan lewat kehadiranNya kita rayakan.
πDIA sungguh-sungguh hendak menolong kita secara tuntas. Cinta kasih yang membara (kecemburuan) Ia segera datang menolong kita.. Amin. (FN).
Komentar
Posting Komentar