Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2025

Renungan Minggu Sengsara Pertama: KASIH BAPA DALAM PENGORBANAN ANAK TUNGGAL ALLAH (MAT. 21:33-46)

Gambar
Ada sebuah film yang bercerita tentang Perang Dunia II. Beberapa puluh serdadu Inggris di tawan oleh pihak Jepang di Birma. Di antara prajurit yang tertawan terdapat seorang Kolonel Inggris yang pantang menyerah sekalipun mengalami penganiayaan yang hebat. Kebanggaannya sebagai tentara Inggris yang tak kenal menyerah, yang selalu lebih hebat dari tentara lainnya. Semangatnya tetap menyala-nyala. Pada suatu hari, kolonel itu diperintahkan untuk memimpin anak buahnya membangun sebuah jembatan di atas Sungai Kwai. Sang kolonel menerima tugas itu. Ia ingin menunjukkan bahwa tentara Inggris mampu membangun jembatan itu dan lebih hebat dari bangunan orang Jepang. Padahal bagi tentara Jepang, jembatan itu penting untuk mendistribusikan alat-alat perang dan bahan makanan. Sang kolonel memberi semangat kepada rekan-rekannya untuk menunjukkan bahwa tentara Inggris pasti bisa. Jembatan itu makin lama makin mendekati selesai. Tetapi makin lama pula, sang kolonel  makin menjadi fanat...

Renungan : KUALITAS ATAU KUANTITAS? (Lukas 21: 1-4 dan Tawarikh 29:10-19)

Gambar
  Apakah jumlah persembahan tidak penting? Atau pertanyaan seperti tema yang diberikan oleh Majelis Sinode GMIT; kualitas atau kuantitas? Kita tahu bersama apa pengertian kualitas dan kuantitas. Kualitas tingkat keunggulan atau keadaan yang baik suatu objek. Kualitas menunjuk sejauh mana suatu hal dapat memenuhi harapan atau kebutuhan pengguna. Penilaian kualitas didasarkan kepada suatu hal memenuhi standar atau kriteria tersebut. Kuantitas merujuk kepada jumlah. Penilaian kuantitas berdasarkan berapa banyak atau seberapa besar suatu hal tersebut Bacaan kita saat ini berbicara tentang persembahan seorang janda miskin dan nyanyian pujian Daud. Bagaimana persembahan yang berkenan kepada Tuhan; dari segi kualitas atau kuantitas? Mari kita lihat penjelasannya. Lukas 21:1-4 Ayat 1: Di Bait Allah ada tempat bagian khusus untuk kaum perempuan yaitu pada pelataran depan. Pelataran itu boleh dimasuki oleh laki-laki, namun pelataran untuk laki-laki perempuan dilarang untuk masuk....

Renungan : MENGAKU PERCAYA DAN MENGENAL YANG DIIMANI (MATIUS 16:13-20)

Gambar
Pada tahun 1987 seorang komponis bernama Edward Hopper menulis syair bagi sebuah lagu yang akrab bagi kita saat ini: Yesus Kau Nahkodaku. Lagu ini ditulis pada zaman di mana orang-orang Eropa melakukan penjelajahan samudera untuk menemukan benua-benua baru bagi kebutuhan industri dan perdagangan. Pelayaran-pelayaran besar, lama dan penuh resiko harus dilakukan oleh para pelaut. Bahaya selalu siap mengancam perahu dan para awak. Kitab-kitab Injil melukiskan Yesus yang berkuasa atas lautan (Mat. 8:26). Ia juga siap menolong orang-orang yang dihantam badai nyaris tenggelam dan membawa mereka sampai kepada pelabuhan dengan selamat. Terinspirasi dengan kesaksian itu, E. Hopper, memberi interpretasi baru tetapi aktual bagi para pelaut yang hidup pada masanya. Yesus, Kau Nahkodaku. Dari interpretasi ini Yesus dari Nazaret yang hidup ribuan tahun yang lalu dihadirkan secara bermakna pada masa Hopper dan sesamanya bahkan bagi orang-orang sesudah dia. Gambaran tentang Yesus masih akan terus be...