Renungan: HAMBA YANG MENANTI DENGAN SETIA (2 Raja-Raja 2:1-18)
Pendahuluan
Warga
gereja di pedalaman Timor, khususnya di Klasis Amanuban Timur, setelah perayaan
kenaikan Tuhan ke sorga, setiap malam berkumpul di gereja atau di rayon/gugus
atau di tempat-tempat persekutuan doa untuk beribadah. Istilah yang biasa
dipakai untuk menyebut kegiatan ini adalah “doa penantian” atau “doa sepuluh
malam”. Selama sepuluh malam mereka berdoa bersama. Kegiatan ini dilakukan
untuk memperingati penantian janji Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia
terangkat ke sorga. Yesus mengatakan kepada mereka bahwa setelah Ia terangkat ke sorga,
murid-murid tidak boleh meninggalkan Yerusalem, sebab Roh Kudus akan dicurahkan
kepada mereka. Mereka menanti dengan setia. Pencurahan Roh Kudus terjadi sepuluh
hari kemudian bertepatan dengan hari raya Syukur Panen umat Yahudi.
Latar
Belakang Kitab 2 Raja-Raja
Tema
kitab 2 Raja-raja adalah para raja Israel dan Yehuda. Kisah sejarah raja-raja
Israel dan Yehuda dimulai dalam kitab 1 Raja-raja, mulai dari kerajaan bersatu,
kerajaan terpecah, hingga pembuangan. Di dalam kedua kitab ini, setiap raja
dinilai berdasarkan kesetiaannya kepada TUHAN; keberhasilan bangsa dipandang
sebagai dampak dari kesetiaan tersebut. Sebaliknya, ketidak setiaan mendatangkan
bencana. Berdasarkan penilaian tersebut, raja-raja Israel gagal, sementara
raja-raja Yehuda banyak yang berhasil. Selain itu, TUHAN mengutus para nabi
sebagai juru bicara Allah yang mengingatkan para raja untuk tetap setia kepada
TUHAN. Nabi Elia menonjol di kitab 1 Raja-raja, lalu Elisa yang adalah muridnya
menonjol di kitab 2 Raja-raja. Maksud
penulisan kedua kitab ini adalah mengingatkan bangsa Israel dan Yehuda bahwa
mereka tidak boleh memiliki ilah lain selain TUHAN. Penyimpangan dengan
menyembah ilah lain berdampak sangat buruk bagi bangsa itu.
Pembahasan
Teks
Bacaan
kita saat ini berkisah tentang Elia terangkat ke sorga dan Elisa meminta dua
bagian dari roh Elia.
Ayat
1-7, kesadaran akan kepergian dan kesetiaan Elisa. Pertama, sebelum Elia
diangkat naik ke sorga, dia bersama Elisa mengunjungi kumpulan nabi-nabi di
Gilgal (2 Raj. 2:1), Bethel (ay. 3) dan Yerikho (ay. 5). Kemungkinan asrama
atau sekolah para nabi di tempat-tempat tersebut. Namun sudah ada berita bahwa
Elia hendak diangkat Tuhan ke sorga. Kemungkinan ada nubuat yang mengumumkan
hal ini yang setidaknya diketahui sebagian orang.
Kedua, Elia
terus menguji kesetiaan Elisa, dengan berkata “Elisa, tinggallah di sini, sebab
TUHAN telah mengutus aku ke Yerikho” namun Elisa terus bersama Elia
sampai ia bersiap untuk pergi. Mengapa? Karena Elisa tahu bahwa TUHAN hendak
mengangkat Elia. Elisa mau menyaksikan momen yang mulia itu dan meminta sesuatu
dari Elia. “Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku
tidak akan meninggalkan engkau.” Elia tahu bahwa Tuhan memiliki rencana yang
mulia untuknya tanpa sepengetahuan siapa pun. Elisa tidak akan meninggalkan
mentornya sampai TUHAN menjemputnya dengan cara yang mulia yang telah
dijanjikan. Tanpaknya Elia menguji
kesetiaan Elisa, namun ia ingin tetap sedekat mungkin dengan mentornya.
Ayat
8-10, Elisa meminta dua bagian dari roh Elia. Elia mengambil jubahnya,
menggulungnya, lalu memukul ke atas air, maka air itu terbagi ke sana ke mari,
sehingga mereka berdua menyeberang di tanah yang kering. Ini adalah mukjizat Allah
bagi Elia dan Elisa melalui Sungai itu. Seperti Musa dahulu memimpin orang
Israel melalui laut Teberau, dan Yosua memimpin mereka melalui Sungai Yordan,
demikian juga Allah membuat jalan bagi Elia melalui air Yordan itu. Melaui
mujizat itu, Elia yakin bahwa Tuhan akan menjawab permintaan Elisa. Tanyakan!
Apa yang dapat kulakukan untukmu, sebelum aku diambil darimu.
Elisa
meminta kepada Elia dua bagian dari rohnya Elia. Menurut F.L. Bakker, ini
bagian warisan untuk anak sulung. Ia meminta kekuasaan ajaib dari Elia, tidak
sebanyak yang dimiliki Elia, tetapi sebanyak bagian seorang anak sulung, jika
mendapat warisan dari bapanya. Meminta bagian yang diberikan kepada anak
sulung, seperti dalam Ulangan 21:17 Elisa meminta
hak untuk sebagai penerus Elia, sebagai anak sulungnya dalam hal pelayanan. Elia
menjawab bahwa yang diminta itu suatu soal yang sulit sekali karena hanya Tuhan
yang dapat memberi. Itulah Elia menyerahkan soal itu kepada Tuhan.
Jika Elisa diijinkan menyaksikan kenaikan Elia
ke sorga, maka Allah akan memenuhi permintaannya. Mengapa Elisa meminta
demikian? Elisa melihat roh keberanian Elia, kuasa yang Tuhan berikan kepada
Elia dalam pelayanan. Dalam pelayanan Elia menghadapi berbagai tantangan bahkan
nyawanya menjadi taruhan dalam menyampaikan firman Allah. Di sini juga kita
mencatat bahwa Elisa tidak meminta kekayaan, kedudukan, atau kekuasaan duniawi;
atau bagian dari keuntungan-keuntungan namun warisan pelayanan sebagai seorang nabi.
Ayat 11-13, Elia naik ke sorga. Tiba-tiba muncullah kereta berapi dengan kuda
berapi dan memisahkan keduanya. Lalu Elia terangkat ke surga dalam angin badai.
Ini adalah mukjizat yang unik. Saat kedua nabi itu berjalan, suatu benda
berapi memisahkan keduanya dan kemudian mengangkat Elia ke surga. “Bapaku,
bapaku!, kereta perang Israel dan para penunggang kudanya.” Dengan kata-kata
ini Elisa menyadari kekuatan Israel yang sesungguhnya. Kereta dan kuda
adalah lambang kekuatan perang. Elisa melihat bahwa kekuatan Israel adalah
kekuatan yang berasal dari kehadiran nabi Allah. Ketika Elisa meninggal, Yoas,
raja yang berkuasa, mengucapkan seruan yang sama 2 Raja-raja 13:14.” Elisa
memang akan mewarisi pelayanan kenabian Elia. Ia mengambil jubah Elia yang
telah terjatuh dari padanya. Jubah itu merupakan tanda khusus seorang nabi,
maka ini merupakan suatu demonstrasi kebenaran bahwa Elisa benar-benar telah
mewarisi pelayanan Elia.
Ayat
14-15, roh Elia hinggap di Elisa untuk melanjutkan pelayanan kenabian. Ketika
Elia juga memukul air itu, air itu terbagi dua. Ia kembali menyeberangi sungai
Yordan yang terbagi dua dengan cara yang sama, seperti ia dan Elia pertama kali
menyeberangi sungai itu. Itulah mujizat pertama bagi Elisa sebagai nabi.
Mujizat tersebut mau menunjukkan bahwa Elisa harus melanjutkan pelayanan yang
ditinggalkan Elia. Semangat Elia ada di dalam diri Elisa dengan hinggapnya roh
Elia.
Ayat 16-18, pencarian Elia yang sia-sia. Para nabi meminta untuk mereka pergi dan
mencari Elia. Para nabi bertanya-tanya, jangan sampai kereta perang berapi itu membawa
Elia ke tempat lain di Israel. Elisa tahu bahwa kereta itu telah membawanya ke
sorga, jadi dia ragu untuk memberikan izin atas apa yang dia tahu. Namun ia
mengijinkan mereka pergi mencari. Selama tiga hari lamanya mereka mencari namun
tidak menemukan Elia. Angka tiga menunjuk
kepada Yunus di perut ikan selama tiga hari, dan juga Yesus di dalam kubur.
Artinya Tuhan mengalahkan kematian dan ketakutan. Utusan-utusan Tuhan tidak
akan tinggal dalam kegelapan. Ketika
mereka kembali kata Elisa, “bukankah Aku telah berkata kepadamu, “Jangan
pergi”.
POKOK-POKOK
RENUNGAN
Pertama, memiliki
Roh yang setia melayani. Kita belajar dari seorang Elisa yang setia mengikuti
Elia. Kesetiaan Elisa membuat dia mendapat apa yang dia inginkan untuk
melanjutkan pelayanan kenabian. Kita juga belajar dari murid-murid Yesus yang
setia menanti pencurahan Roh Kudus. Elisa setia melayani sampai akhir hidupnya
karena memiliki roh Elia yang setia dalam pelayanan. Murid-murid memiliki
kesetiaan untuk memberitakan Injil karena pekerjaan Roh Kudus. Roh Kudus membuat
mereka setia kepada pemberitaan Injil Kerajaan Allah. Anda dengan saya sebagai
murid Yesus memberi diri untuk dituntun oleh Roh Kudus agar kita tetap setia
melayani.
Kedua, memiliki
Roh keberanian. Elia adalah nabi sangat berani. Ia berani menentang raja-raja
Israel yang tidak lagi setia kepada Allah. Misalnya, ia berani menegur Izebel,
istri Ahab, raja yang serakah itu. Ia berani melawan nabi-nabi baal. Elisa menjadi
murid yang setia kepada Elia karena dia melihat keberanian Elia sebagai seorang
nabi menyuarakan kebenaran dan membela hak orang-orang kecil. Bagi Elisa, keberanian bukan sebuah kebetulan melainkan ada kuasa Ilahi yang dikaruniai Tuhan kepada
Elia karena itu dia meminta dua bagian dari roh Elia. Mari kita terus berdoa (doa
sepuluh malam) meminta Roh keberanian dari Tuhan agar kita terus menyatakan
kebenaran.
Ketiga,
menjadi hamba yang setia pada panggilan dan memiliki keyakinan kepada Tuhan. Elisa
adalah seorang nabi yang tetap setia kepada panggilannya. Hal ini terlihat
bahwa ia tetap mengikuti Elia dan tetap setia setelah Elia terangkat. Ia tidak
mundur, walaupun ia tahu bahwa tugas sebagai nabi bukan hal yang gampang
melainkan penuh resiko. Namun ia yakin kepada Tuhan yang akan membelanya dan
memelihara dia. Sehingga Elia tidak meminta keberhasilan secara materi dan
kesuksesan dalam usaha melainkan dua bagian dari roh Elia. Karena itu, marilah
kita setia kepada panggilan kita dan yakinlah Tuhan menyertai dan memelihara
kita.
Keempat, Roh
Kudus ada di tengah-tengah kita. Ketika kita mengikuti Tuhan dengan setia, Ia
tinggal di hati kita dengan kepenuhan, tidak hanya dua bagian. Ibadah sepuluh
malam yang dilakukan oleh jemaat-jemaat di Klasis Amanuban Timur, hanya sebagai
peringatan dan perayaan iman, bukan lagi penantian Roh Kudus sebab Roh Kudus
telah dicurahkan. Peristiwa Pentakosta di Yerusalem tidak akan terulang lagi. Namun demikian, Roh Kudus yang telah ada di tengah-tengah kita
kan terus bekerja hingga saat ini. Amin. FN.
Komentar
Posting Komentar