BERSIAP DIRI, BERJAGA-JAGA UNTUK MENYAMBUT TUHAN (Lukas 21:34-38)
Tahun Gerejawi tidak
mulai dari tanggal 1 Januari, melainkan dimulai dengan empat hari Minggu
sebelum hari Raya Natal. Jadi dimulai pada akhir bulan November atau awal bulan
Desember yang berlangsung selama empat minggu, yang disebut dengan masa adven.
Adven berasal dari istilah Latin yakni Adventus yang berarti kedatangan atau
pendekatan. Jadi ada seseorang atau sesuatu yang sedang datang atau sedang
mendekat. Maka ada pihak yang memberi perhatian dan menanti datangnya orang
atau sesuatu itu sehingga ia tahu bahwa seseorang itu sedang datang dan sudah
dekat. Dalam pemahaman seperti ini Adventus
memiliki dua sisi, yaitu Kedatangan dan Penantian.
Bacaan
kita di Minggu Adven pertama merupakan kesimpulan dari nasehat Yesus. Hal ini
dimulai dengan pujian beberapa orang tentang kemegahan Bait Allah (ay. 5). Lalu Yesus berbicara tentang
keruntuhan Bait Allah. Sejarah mencatat bahwa keruntuhan itu terjadi pada tahun
70 M. Murid-murid bertanya tentang kapan terjadi peristiwa tersebut (ay. 7).
Jadi Yesus hendak mau mengatakan kepada mereka bahwa jangan bangga dengan
kemegahan bangunan Bait Allah melainkan berjaga-jaga untuk menyambut kedatangan
Tuhan.
Lukas
mencatat tiga pokok ajaran tentang peristiwa tersebut:
Pertama,
peristiwa itu menimbulkan ketakutan. Dalam konteks Perjanjian Lama hari Tuhan
atau kedatangan Tuhan identik dengan penghukuman (lih. Yes 13:6,9). Kedatangan
Tuhan peristiwa yang menakutkan. Ketakutan itu
digambarkan sebagai orang-orang yang melihat fenomena alam. Pada zaman
kuno, peristiwa tanda-tanda di langit, deru dan gelora laut memunculkan
penafsiran yang membuat takut.
Kedua,
peristiwa kedatangan Tuhan adalah sebuah kepastian. Wilayah Palestina memiliki
empat musim. Ketika musim dingin tumbuhan akan mengalami stagnasi atau
berhentinya proses pertumbuhan. Daun berguguran meninggalkan batang dan
ranting. Bila mana kemudian ia bertunas itu akan memasuki musim semi. Proses
alam sudah pasti demikian. Perumpamaan tentang pohon ara yang bertunas
mengajarkan tentang kepastian sebuah masa yang kemudian akan terjadi. Masa
kedatangan Tuhan itu pasti. Kepastian itu ditegaskan Tuhan Yesus dengan
ungkapan kiasan: langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanku tidak akan
berlalu (ay. 33).
Ketiga,
ajakan untuk berjaga-jaga. Dari dua latar belakang narasi di atas, mau
menekankan bahwa kedatangan Tuhan itu pasti, namun Kitab Suci tidak mengajarkan
kita mencari kapan waktunya. Justru berjaga-jaga itu penting. Menanti kedatangan
Tuhan bukan diekspresikan yang beragam aktivitas, menyiapkan gedung, pohon
natal, atau yang berciri kepentingan duniawi seperti pesta pora, kemabokan,
memuja kesenangan dan kepentingan sendiri. Berjaga-jaga dan berdoa di sini
menunjukkan aktivitas yang bersifat batiniah atau spiritualitas. Hal ini
diwujudkan bukan dengan menarik diri dari kehidupan sosial, bukan membangun
tembok yang eksklusivisme, melainkan merendahkan diri di hadapan Tuhan, berdoa,
dan terbuka menolong sesama.
Dari
bacaan ini kita belajar. Ayat 34, jaga dirimu, supaya hati jangan sarat oleh
pesta pora dan kemabokan serta kepentingan-kepentingan duniawi. Yesus menyimpulkan berita nubuat-Nya dengan memperingatkan
para pengikut-Nya agar jangan begitu asyik dengan kesenangan dan kekawatiran
dunia sehingga mereka gagal untuk bersiaga menyambut kedatangan-Nya.
Tuhan Yesus mengingatkan para murid untuk
berjaga-jaga sambil berdoa. Dua kegiatan aktif. Berjaga-jaga supaya hati-hati
dalam bertindak. Hati tidak condong kepada kejahatan. Orang yang hatinya
condong kepada kejahatan akan lupa segalanya, lupa dengan sekitarnya bahkan
bisa lupa dengan dirinya. Ada banyak tantangan yang menggiurkan hati mereka
sebagai manusia (memabukkan). Jika sudah tergiur, terlena dan nyaman maka
dengan mudah mereka akan melupakan Tuhan. Untuk semua itu Yesus
mengingatkan, “Jagalah dirimu”.
Ayat 35, menegaskan tentang kekejutan bagi
mereka yang tidak berjaga-jaga.
Ayat 36 Para
pengikut Kristus harus waspada terhadap dosa dan berdoa agar kasih mereka bagi
Kristus tidak akan luntur. Dengan demikian mereka boleh menerima kekuatan untuk
bertekun dalam iman dan kebenaran dari Yesus Kristus. Hanya dengan ketekunan
semacam itulah mereka akan mampu untuk "luput" dari semua hal yang
mengerikan yang menimpa dunia pada hari-hari terakhir.
Ayat 37-38,
Lukas bercerita tentang pelayanan Yesus di Yerusalem. Bait Allah menjadi tempat
pelayanan-Nya sebelum Ia memasuki penderitaan. Lukas berbicara tentang Bukit
Zaitun, salah satu bukit yang penting dalam pelayanan Yesus. Baik menjadi
tempat Ia menyendiri berjumpa dengan Bapa-Nya dan juga tempat di mana Ia dan
murid-murid-Nya untuk beristirahat
POKOK-POKOK RENUNGAN
Pertama, di minggu adven pertama kita diingatkan untuk berjaga-jaga dan
berdoa. Berjaga-jaga agar hati kita tidak condong pada kejahatan. Bersihkan
hati dari berbagai niat hati kita yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Mari
kita menjaga hati kita. Hati adalah pusat perjumpaan kita dengan Tuhan dalam
doa. Doa yang tulus lahir dari hati yang bersih. Apabila hati kita baik, maka
baik jugalah segala sikap, perkataan dan perbuatan kita. Dalam doa, kita bukan
hanya bertemu dengan Tuhan tetapi juga dengan diri kita yang terdalam, mengenal
siapa diri kita. Di minggu-minggu adven kesempatan bagi kita untuk berdoa dan
berefleksi.
Kedua, di minggu-minggu adven, kita sebagai pihak yang menanti
kedatangan Tuhan, jangan sampai kesibukan kita karena “kepadatan agenda” tidak
ada waktu untuk menenangkan hati bersama keluarga menyambut kedatangan Tuhan.
Kita tidak tahu kapan Tuhan datang, namun melalui perayaan ini kita diingatkan
bahwa pasti Dia akan datang kembali. Kedatangan Kristus dalam
segala kemuliaan-Nya yang gilang gemilang, pada akhir zaman, atau hari kiamat,
hari terakhir. Kedatangan-Nya bersifat
personal dalam arti bahwa kita akan bertemu muka dengan muka dengan-Nya tanpa
takut apa pun (I Kor. 13:12). Kedatangan
ini adalah kedatangan “ketiga”, tetapi itu adalah kedatangan visible-Nya yang kedua. Melalui kedatangan-Nya ini segala perwujudan janji-janji Allah
disempurnakan, baik karunia-Nya maupun murka-Nya. Karena itu bersiap diri, berjaga-jagalah
menyambut kedatangan Tuhan.
Ketiga,
bagi Anda dan saya yang menyiapkan diri dan selalu berjaga-jaga, kedatangan-Nya
penuh dengan sukacita yang nyata, serta merupakan berkat dan karunia yang
sempurna di mana Allah memuliakan kita dalam kesempurnaan-Nya. Dia datang kita
akan menyambut seperti seorang anak
kecil yang membuka kedua tangan-Nya menyambut kedatangan ayahnya. Ayahnya juga
membuka kedua tangan untuk memeluk anaknya. Namun akan sangat menakutkan dan
mengerikan bagi mereka yang tidak
menyiapkan diri, hidup dalam pesta pora, kemabokan dan melakukan berbagai
kejahatan. Kedatangan merupakan kekejutan bagi mereka.
Keempat,
melalui firman Tuhan saat ini kita diingatkan bahwa menyambut kedatangan Tuhan,
bukan diekspresikan beragam aktivitas lahiriah, baju baru, pohon natal, gedung
cat baru, dll., melainkan batiniah. FN.
Selamat merayakan
minggu-minggu adven.
Komentar
Posting Komentar