KARYA ALLAH TRITUNGGAL MELALUI GEREJA (YOHANES 16:4b-15)
Dalam tradisi Gereja,
minggu pertama setelah perayaan Pentakosta, gereja merayakannya sebagai minggu
Trinitas.
Bacaan kita saat ini
berbicara tentang janji Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya dan orang percaya
bahwa Ia akan mengirimkan Roh Penghibur yang akan menyertai mereka sampai
selama-lamanya. Yohanes 16:4b-15 juga merupakan peneguhan kembali dari Yohanes
14:15-31. Tuhan Yesus berbicara tentang janji-Nya bahwa Ia tidak meninggalkan
mereka sebagai yatim piatu tetapi Ia memberikan Penolong yang lain yaitu Roh
Kudus yang adalah Roh kebenaran. Roh Kudus yang dijanjikan adalah Roh dari Bapa
yang mempunyai kuasa dan kedudukan yang sama dengan Yesus.
Yohanes menulis surat ini
berhadapan dengan ajaran filsafat Yunani khususnya Gnostikisme. Menurut ajaran
aliran filsafat ini memandang dunia material sebagai jahat dan dunia roh sebagai
suci. Sejatinya dari lahir dalam diri seseorang terdapat percikan roh. Hanya
tinggal bagaimana manusia menyikapi dan menanggapi roh tersebut secara lebih
lanjut. Apakah menanggapi atau tidak mengindahkan, karena hal ini berpengaruh
pada akhir kehidupan manusia sendiri. Ajaran tersebut merupakan percampuran
antara unsur-unsur pemikiran filsafat Yunani dengan agama-agama Timur bahkan
dengan unsur-unsur agama Kristen. Ajaran Gnostik menjadi tantangan bagi
Kekristenan awal dan memicu perdebatan tentang doktrin-doktrin dasar
Kekristenan. Selain itu, Gereja menghadapi keadaan religius. Salah satunya
adalah Docetisme yang mengatakan bahwa Yesus tidak sungguh menjelma menjadi
manusia. Jadi secara religius pada zaman itu banyak orang bimbang karena
disesatkan oleh ajaran-ajaran yang menyimpang kebenaran sehingga penulis
Yohanes menekankan tentang “Firman itu menjadi Manusia” (Yoh. 1:14).
Bacaan kita saat ini
dapat dibagi dalam beberapa pokok.
Pertama, ayat 4b-7, Roh
Kudus Berperan Sebagai Penghibur
Istilah “Roh” dalam
bahasa Ibrani (Ruah) artinya angin, napas, kuasa ilahi. Dalam bahasa Yunani Pneuma
yang artinya “Roh” sang pemberi kehidupan yang tak terlihat. Sedangkan kata
“Kudus” artinya suci, tidak bercacat. Jika kata “Roh” dan “Kudus” digabungkan
menjadi “Roh suci” atau “Roh yang tidak bercacat”. Roh Kudus adalah Allah
sendiri. Roh Kudus adalah Rohnya Allah, Roh yang keluar dari Allah, Roh yang
dimiliki Allah, Roh kepunyaan Allah sendiri. Arti Roh Allah adalah Roh yang
berasal dari Allah, Roh dari hidup-Nya Allah sendiri.
Kata “Berperan” artinya mengambil bagian dalam
suatu pekerjaan, atau bisa juga diartikan bertindak. Roh Kudus yang adalah
Allah menjadi penghibur bagi para murid Yesus. Kata “Penghibur” dalam bahasa
Yunani memakai kata para, klhtoj yang artinya menghibur atau seorang counselor
yang artinya penasihat. Menjelaskan sebuah kata benda dalam bentuk tunggal yang
memiliki kepribadian sendiri. Roh Kudus secara pribadi akan menolong atau
memberi penghiburan kepada para murid-Nya untuk bersaksi tentang Injil.
Kata “Penghibur” dengan
kata dasar “hibur” artinya senang atau sejuk.
Jadi, ketika para murid mendapat masalah dalam penginjilan, Roh Kudus
akan menyejukkan hati mereka sehingga mereka merasa terhibur dan kembali dikuatkan
untuk menjalankan tugas pemberitaan Injil. Sepanjang Yesus bersama-sama dengan
murid-murid-Nya, Ia dibatasi oleh lokasi dan tidak mungkin berkomunikasi dengan
mereka secara terus menerus di dalam damai. Akan tetapi kedatangan penghibur
yaitu Roh Kudus, akan membawa mereka ke dalam pelayanan yang lebih kuat dan
lebih luas yaitu menjangkau seluruh dunia. Roh Kudus tidak bisa dibatasi oleh
ruang dan waktu.
Kedua, ayat 8-11 Roh
Kudus Berperan Sebagai Penginsaf
Menginsafkan Dunia Akan
Dosa Kata “Menginsafkan” dalam bahasa Yunani dari kata ελεγτω yang artinya
menyingkapkan atau membuktikan bersalah. Kata tersebut menjelaskan sebuah kata
kerja yang secara aktif bekerja di masa yang akan datang. Roh Kudus tidak hanya
bekerja pada masa lampau, masa kini tetapi masa yang akan datang. Ia akan
bertindak untuk menginsafkan dunia ini, menyatakan bahwa dunia bersalah karena
tidak percaya kepada Kristus. Kata “Menginsafkan” bisa juga diartikan correction
lebih diartikan sebagai pembetulan, koreksi dan dapat juga diartikan
perbaikan buat penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada. Artinya membuktikan
suatu kesalahan atau menyangkal lawan. Lawan Roh Kudus adalah dosa dan Ia
membuktikan kepada dunia bahwa dosa salah, sehingga dunia insaf kembali dan mau
berbalik kepada Allah. Roh Kudus melalui murid-murid Tuhan Yesus akan
mengoreksi kehidupan manusia dari dosa.
Kata “Dunia” dapat juga
diterjemahkan sebagai “Orang-orang di dunia”. Roh Kudus bukanlah hanya sekedar
menegur atau hanya sekedar marah karena dosa ketidakpercayaan akan Kristus,
akan tetapi Dia bertindak untuk menghukum, menyatakan bersalah, bagi yang tidak
percaya kepada Injil itu sendiri. Kata “Dosa” dalam bahasa Yunani αμαρηια
(hamartia) yang artinya suatu perbuatan yang penuh dosa. Kata αμαρηια yang
artinya sifat atau kondisi melawan kebenaran. Ini sebuah kata yang merujuk
pada sebuah penyimpangan dari perintah Allah. Dosa adalah sebuah kata benda
yang bersifat kepemilikan yang menunjukkan kepada pribadi yang tunggal secara
umum. Hal ini menunjukkan bahwa tiap-tiap manusia pada umumnya memiliki naluri
keberdosaan di hadapan Tuhan. Oleh sebab itu, Roh Kudus akan menyatakan bahwa
dunia sudah bersalah kepada Tuhan karena dosa tersebut. Dari bagian ini kita
mencatat beberapa hal:
Pertama, dunia tidak percaya
kepada Yesus. Kata “Tidak” dalam dalam bahasa Yunani ouv
artinya tidak atau bukan Sedangkan kata
“Percaya” dalam bahasa Yunani (pisteuo) yang artinya percaya, mempunyai iman
yang kuat dan yakin, mempercayakan. Ketidakpercayaan adalah dosa melawan
Kristus dan Roh Kudus. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus berkata bahwa Roh Kudus akan
menginsafkan dunia ini akan ketidakpercayaan kepada Injil. Jika para murid
Tuhan Yesus memberitakan Injil, Roh Kudus dengan kehendak-Nya sendiri akan
bertindak menyadarkan orang yang akan di Injil, sehingga dari keadaan tidak
beriman menjadi beriman kepada Kristus. Jika ada yang mengaku dan percaya bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, itu adalah pekerjaan Roh Kudus.
Kedua, menginsafkan dunia
akan kebenaran. Tuhan Yesus akan pergi meninggalkan para
murid, dan bahkan mereka tidak akan melihat-Nya lagi. Oleh sebab itu, kebenaran
yang telah diajarkan oleh Yesus Kristus akan tetap menjadi kebenaran sebab Roh
Kudus adalah penjaga kebenaran itu. Kata “Kebenaran” dalam bahasa Yunani adalah
δικαιοζσνη (dikaiosune) artinya perbuatan benar, keadilan, ketentuan Allah,
status atau hubungan yang benar. Tentu saja hal ini tertuju kepada Yesus. Yesus
menunjukkan bahwa diri-Nya adalah kebenaran. Dalam Terjemahan Bahasa Indonesia
Sehari-hari memakai frase “Bahwa Aku benar”. Frase “Bahwa Aku benar” dapat juga
diterjemahkan, “Ia akan membuktikan kepada dunia bahwa mereka salah mengenal
Aku, sebab Allah akan menunjukkan bahwa Aku tidak bersalah. Artinya, “Ia (Roh
Kudus) akan meyakinkan dunia dari ketersediaan kebaikan Tuhan” bahwa Yesus
telah datang dan menebus manusia sehingga Roh Kudus akan meyakinkan hal itu
kepada dunia.
Ketiga, Yesus Pergi kepada
Bapa. Kata “Pergi” dalam bahasa Yunani memakai kata σπαγω
yang artinya pergi, berjalan, pulang, menuju, berangkat, undur, meninggalkan. Sebuah
peristiwa nyata secara terus-menerus. Yesus akan pergi kepada Bapa dan
meninggalkan murid-murid-Nya. Kata “Bapa” dalam bahasa Yunani yaitu παηερα
dalam PB memiliki makna sebagai kata seruan terhadap Allah. Seruan tersebut
mengungkapkan sebuah hubungan yang sangat mesra antara Allah dengan Putra-Nya. Yesus
akan pergi melalui kematian dan pemuliaan-Nya. Kepergian-Nya ini akan memungkinkan
kedatangan Roh, tapi apabila ia tidak pergi pelayanan Roh menjadi mustahil. Roh
akan memberi kuasa untuk menyatakan Kerajaan Allah kepada dunia. Oleh karena
Yesus pergi kepada Bapa, hal itu menunjukkan bahwa walaupun Yesus dihukum mati
oleh pengadilan manusia, Ia terbukti benar dan tidak bersalah melalui
pengangkatan-Nya dan penerimaan-Nya oleh Allah Bapa.
Keempat, murid-murid tidak
melihat Yesus lagi. Frase “Kamu tidak melihat Aku lagi”
menjadi alasan Roh Kudus datang menginsafkan dunia akan kebenaran sekaligus
menggambarkan tentang kehadiran Yesus di dalam murid-murid-Nya melalui Roh
Kudus. Yesus tidak akan terus tinggal dengan murid-murid-Nya. Frase “Tidak
melihat” dalam bahasa aslinya qewrei bisa diterjemahkan, “Kalian (para
murid) tidak pernah bisa melihat Aku lagi” atau dengan kata lain tidak bisa
mengalami, melihat, kebersamaan dengan Yesus secara fisik. Inilah salah satu
alasan mengapa Roh Kudus datang menginsafkan dunia, bersama dengan para murid
Yesus.
Kelima, menginsafkan dunia
akan penghakiman. Kata “Penghakiman” dalam bahasa Yunani
adalah kriseos yang artinya penghakiman, pengadilan, tuduhan, utusan,
kuasa menghakimi, dasar menghakimi, hukuman atau keadilan. Roh Kudus memiliki
kuasa menghakimi atau memberi hukuman kepada dunia ini secara umum. Roh Kudus
bertindak sebagai hakim atas dunia. Roh Kudus sebagai hakim akan menyatakan apa
yang benar tentang Kristus.
Keenam, penguasa dunia ini
telah dihukum. Kata “Penguasa” dalam bahasa Yunani
memakai kata archon. Kata ini memiliki arti yang luas, bisa diartikan
pemimpin (sinagoge), termasuk anggota Sanhedrin: hakim (orang Yahudi), atau
bisa juga menjurus kepada seorang pejabat (orang bukan Yahudi) atau bisa juga
menjurus pada penguasa supernatural. Sedangkan kata “Dunia” dalam bahasa Yunani
memakai kata κοζμος (kosmos) yang artinya dunia, alam semesta, isi dunia. Frase
“Akan penghakiman” dalam beberapa terjemahan diartikan, “Mereka akan sadar/tahu
bahwa Allah pasti akan menghakimi orang-orang di dunia. Yesus telah menegaskan
bahwa keadilan Allah dimaksudkan untuk semua orang, bukan hanya untuk orang
pilihan dari antara Israel. Orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus akan
menghadapi penghakiman Allah. Frase “Penguasa dunia” berarti pemimpin dunia ini
serta seluruh isi dunia ini, bisa merujuk kepada para pemerintah atau kepada
penguasa supernatural (alam roh) atau Iblis. Kematian Yesus bukanlah kekalahan,
melainkan kemenangan atas penguasa dunia ini. Sedangkan frase “Telah dihukum”
dalam bahasa Yunani κρινω (krino) yang artinya menghakimi, menghukum, berlaku
seperti hakim, mencari keadilan, mempertimbangkan, mengkritik, memutuskan, memerintah.
“Sebab Allah sudah menghukum penguasa dunia ini”. Berdasarkan paparan di atas,
jelaslah bahwa Yesus telah menang atas kematian dan mengalahkan Iblis.
Ketiga, ayat 12-15, Roh
Kudus Berperan sebagai Pemimpin
Kata “Memimpin” dalam
bahasa Yunani dari kata o`dhge yang artinya memberi petunjuk atau
memandu. Roh Kudus akan datang dan secara aktif akan memimpin dan memandu para
murid Yesus dalam menyampaikan Injil. Yang sama artinya melatih atau mengajar
dengan cara memberi instruksi. Roh Kudus memberi instruksi kepada murid-murid-Nya
dalam menyampaikan Injil, sehingga pengajaran tentang Injil tidak menjadi
sia-sia akan tetapi Roh Kudus akan menuntun para murid dalam kebenaran. Selain
memberi instruksi, Roh Kudus juga akan membimbing atau mengarahkan para murid
untuk menyampaikan kebenaran Injil. Kata “Membimbing” dalam terjemahan Alkitab
Bahasa Indonesia Sehari-hari memiliki makna “Menyatakan kebenaran Allah”.
Kalimat “Menyatakan kebenaran Allah” dapat diartikan “Menuntun” sehingga para
murid tidak tersesat dalam menyampaikan Injil sehingga mereka bisa mengetahui
kebenaran Kristus. Roh Kudus akan menyatakan bahwa Yesuslah Mesias yang telah
datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari maut.
POKOK-POKOK RENUNGAN
Melalui bacaan kita saat
ini kita mencatat beberapa pokok renungan.
Pertama,
kehadiran Roh Kudus adalah kepenuhan Allah Tritunggal kepada orang percaya dan
dunia ciptaan-Nya. Roh Allah tidak seperti yang diajarkan oleh Gnosistik bahwa dalam
diri seseorang dari lahir terdapat percikan roh. Sehingga tiap manusia
dipercaya memiliki sedikit bagian atau percikan peranan roh dan dunia materi
jahat. Roh Kudus hadir secara penuh pada peristiwa Pentakosta. Kepenuhan
menunjukkan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan segala ciptaan-Nya khususnya
orang-orang percaya. Dalam Roh Kudus Allah hadir sebagai penghibur dan
penasehat. Penghibur dan penasehat yang memberi kesejukan (penghibur dengan kata dasar “hibur” artinya
senang atau sejuk) bagi setiap orang yang mengalami penderitaan. Jika gereja,
Anda dan Saya dalam tuntunan Roh Kudus maka kehadiran kita membawa kesejukan
bagi sesama dan segala ciptaan. Bagaimana kehadiran kita selama ini?
Kedua, Allah
Tritunggal yang berkuasa. Kehadiran Yesus di Yerusalem dalam sebuah konteks
tertentu sehingga kehadiran-Nya terbatas. Namun dengan kehadiran Roh Kudus maka
kehadiran Allah Tritunggal tidak bisa dibatasi. Kita tidak bisa membatasi karya
Allah Tritunggal dalam serimoni tata ibadah dalam gedung gereja kita. Namun Roh
Kudus memimpin orang percaya dan Gereja hadir di tengah-tengah dunia untuk
melayani. Pelayanan gereja tidak hanya terbatas kepada kelompok tertentu namun
kepada semua orang. Gereja tanpa dinding suku, marga, etnis, gender, bahasa,
dll.
Ketiga, kehadiran
Roh Kudus menyadarkan dunia akan dosa. Dunia di sini adalah alam semesta
dengan segala isinya. Pada mulanya dunia yang kacau balau, belum berbentuk dan
kosong dan gelap gulita, Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air, kemudian dengan Firman-Nya Allah menciptakan dalam ketertiban dan sungguh amat baik (Kej.
1) sehingga dunia tidak jahat. Namun
karena kejahatan manusia sehingga dunia ini rusak. Firman itu menjadi manusia (Yoh.
1) dan tinggal dalam dunia yang penuh dengan dosa, namun Ia sendiri tidak
berdosa. Sebagai manusia Ia harus menderita dan mati untuk menyelamatkan kembali
dunia dengan segala isinya. Tugas penyelamatan dijalankan-Nya dengan berhasil. Ia
kembali ke sorga, tempat di mana Ia berasal. Namun Ia tidak meninggalkan dunia
yang telah diselamatkan. Ia hadir cara baru dalam Roh Kudus yang tidak bisa
dibatasi karya-Nya. Roh Kudus hadir untuk menyadarkan akan karya penugasan yang
telah dikerjakan oleh Allah. Oleh karena itu, tugas Anda dan saya yang dituntun
oleh Roh Kudus berani menyatakan kebenaran dan menyadarkan manusia akan dosa sebab.
Biar manusia bertobat dari segala kejahatan dan tidak akan mengulangi lagi. Tanda
bahwa Roh Allah bekerja dalam diri Anda dan saya maka ada kesadaran, penyesalan
dan pertobatan.
Keempat,
Roh Kudus terus menuntun kita untuk memperbaharui diri kita. Pembaharuan hanya
bisa terjadi jika Anda dan saya terus memperbaharui diri. Kata “Menginsafkan”
bisa juga diartikan correction sebagai pembetulan, koreksi dan dapat
juga diartikan perbaikan buat penyimpangan-penyimpangan. Gereja yang hidup
adalah gereja yang terus berefleksi, koreksi diri, baik sebagai organisasi
maupun organisme. Anda dan saya dan Gereja hanya bisa menginsafkan diri jika
dituntun oleh Roh Kudus. Oleh karena itu terus berserah diri kepada Tuhan dan
meminta pimpinan Roh Kudus.
Kelima, kehadiran
Roh Kudus sebagai pemimpin dan pemandu. Ia aktif memimpin dan memandu Anda dan
saya sehingga tidak tersesat dalam memberitakan Injil. Gereja tidak menjadi
pengajar sesat tentang ajaran Tritunggal. Oleh karena itu, Anda dan saya terus
memberi diri dipandu dalam tuntunan Roh Kudus untuk menemukan kebenaran yang
sejati. Jika Anda dan saya tidak mau lagi memberi diri dipandu oleh Roh Kudus
karena merasa diri tahu segala-galanya, merasa diri sudah jadi pemimpin, maka sesungguh-Nya kita “telah mati” secara nurani dan spiritual. Amin. (FN).
Komentar
Posting Komentar