Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2025

Renungan Bulan Pendidikan: MENDIDIK DALAM KEBENARAN (2 YOHANES 1:4-11)

Gambar
PENDAHULUAN Mendidik adalah proses mengajar, membimbing dan mengembangkan kemampuan serta karakter seseorang. Mendidik dapat mencakup aspek seperti: pengajaran, yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada seseorang. Pembimbingan, yaitu membantu seseorang mengembangkan kemampuan dan karakter mereka serta pengembangan, yakni membatu seseorang mencapai potensi mereka secara maksimal. Mendidik seseorang dalam kebenaran berarti mengajar dan membimbing mereka tentang prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang benar, sehingga mereka dapat memahami dan mengamalkan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai kebenaran seperti kejujuran, integritas dan empati. Kemudian membuat seseorang mengambil keputusan yang tepat dan bertanggungjawab serta mengamalkan nilai-nilai ajaran agama yang benar. PEMBAHASAN TEKS Dari bacaan ini, kita mencatat beberapa poin. Pertama, hidup dalam kebenaran. Alasan tersebut yang membuat Yohanes bersukacita dan memberikan pujian kepada seorang Ibu karena ...

Renungan Bulan Pendidikan: SETIA DAN BERTANGGUNG JAWAB KEMBANGKAN POTENSI (LUKAS 19:11-27)

Gambar
  PENGANTAR Manusia adalah makhluk yang “terus menjadi”. Menjadi apa? Tergantung pabriknya. Dalam kenyataan tersebut, Driyarkara menyebutkan manusia bukan hanya sebagai makhluk “ada” (being), melainkan juga makhluk yang “menjadi” (becoming). Dalam konteks ini, Driyarkara menekankan pada proses hominisasi, yaitu upaya mengembangkan potensi manusia seutuhnya, baik secara, intelektual, emosional maupun spiritual. Hominisasi memungkinkan manusia bebas “dari” dan bebas “untuk”. Adapun Humanisasi menurut Driyarkara adalah bentuk panggilan alturis bahwa manusia wajib memanusiakan manusia lain. Oleh karena itu, proses hominisasi dan humanisasi tak lain adalah serangkaian aktivitas reflektif dalam memaknai sejarah dan kebudayaannya. Proses menjadi manusia adalah proyek terus-menerus dan tidak pernah usai. Salah satu proyek tersebut adalah Pendidikan baik formal maupun non formal. PEMBAHASAN TEKS Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan ini kepada mereka yang berada di rumah Zakheus sewa...

CATATAN TENTANG YESUS SEBELUM UMUR TIGA PULUH TAHUN

  Setelan peristiwa Yesus berusia dua belas tahun di Bait Allah (Lukas2:41-50), Alkitab tidak mencatat kehidupan Yesus sampai Yesus berusia tiga puluh tahun. Jadi delapan belas tahun merupakan tahun-tahun yang penuh rahasia. Selama delapan belas tahun Yesus tinggal bersama kedua orang tuanya. Tapi sebelum umur dua belas tahun Alkitab juga tidak mencatat masa-masa Yesus jadi bayi, kanak-kanak. Hanya ada tiga kali masa kecil Yesus disebutkan, Yesus masih bayi berbaring di palungan, kemudian disunat dan berumur dua belas tahun. Masa-masa ini menurut beberapa catatan Yesus mengalami pertumbuhan dan pergaulan sebagai anak-anak pada umumnya. Ia mengikuti pendidikan formal kurikulum pendidikan orang Yahudi pada waktu itu: pada usia lima tahun belajar Mikra (membaca Taurat), kemudian pada usia sepuluh tahun belajar Mishna (catatan tulisan dari hukum lisan Taurat dari orang-orang Yahudi dari generasi ke generasi), usia tiga belas tahun belajar Tamlud (catatan tentang diskusi para nabi yang...

Renungan Bulan Pendidikan: HIKMAT DAN KARAKTER: FONDASI PENDIDIKAN KRISTEN YANG BERKUALITAS (PENGKHOTBAH 10:1-20)

Gambar
  PENGANTAR Dalam konteks iman Israel, hikmat merangkum inti hukum Taurat, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia. Atas dasar kasih maka orang berhikmat adalah orang yang hidup dalam kasih. Oleh karena itu, jika kita berbicara tentang hikmat dan orang berhikmat, maka pertama-tama kita tidak menekankan kepada pengetahuan teoritis, melainkan orang yang mampu menjalani hidup dengan penuh kasih dan penuh tanggungjawab. Orang yang berhikmat terlihat dari karakternya, cara berpikir dan cara bertindak, cara bertutur sekaligus cara berperilaku, cara menghasilkan juga cara menikmati, kematangan untuk mengenal dan menghayati nilai-nilai hidup manusia dalam kehidupan sehari-hari. PEMBAHASAN TEKS Pertama , ayat 1-3, kebodohan dan hikmat, orang berhikmat dan orang bodoh. Pengkhotbah memulai mengumpamakan kebodohan seperti lalat yang mati, menggunakan kata yabbia (dalam bahasa Ibrani) adalah “meragikan” lalat itu mati “membusukkan, demikian juga sedikit kebodohan lebi...

Renungan Bulan Pendidikan: BELAJAR DARI MASA LALU, PELAJARAN BERHARGA UNTUK MASA DEPAN (MAZMUR 78:1-16)

Gambar
  PENGANTAR Kata orang, kita hidup di antara tiga waktu yaitu masa lalu, hari ini dan hari esok. Masa lalu   Kita tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi. Kita tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan. Kita tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang kita rasakan kemarin. Masa lalu hanya bisa dikenang, dipelajari bahkan diratapi. Apa pengalaman masa lalu kita tentang pendidikan, baik pendidikan kita atau pendidikan anak-anak kita? Apa pelajaran berharga yang bisa diteruskan dan yang tidak perlu diulangi? Hari ini Pintu masa lalu telah tertutup. Pintu masa depan pun belum tiba namun dia di depan kita. Hari ini Anda dan saya menentukan untuk sekolah dan menyekolahkan anak-anak akan menentukan masa depan. Kita dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila kita mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan hari esok. Hari esok tidak perlu ditakuti jika kita mempersiapkan diri hari ini. Bersekolah hari ini, hidup hari ...