Postingan

MEMAKNAI KEADILAN DAN BELAS KASIH TUHAN (YOHANES 8:1-11)

Fokus penafsiran tradisional menekankan tokoh Yesus sebagai guru yang setia, hakim yang adil dan pengasih. Perempuan adalah seorang berdosa. Dari judulnya saja sudah bermasalah yakni “perempuan yang berzinah,” tafsiran melihat perempuan sebagai penyebab dosa patut dikasihani dan diampuni oleh Yesus dan orang lain.   Dalam cerita ini Yesus ada di Bait Allah dan duduk mengajar. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat hendak mencobai Dia sehingga membawa seorang perempuan yang dikatakan berzinah. Namun tuduhan terhadap perempuan ini tidak ada bukti sebab dengan siapa ia berzinah. Jika Yesus menyuruh untuk merajamnya, maka Yesus akan ditangkap oleh pemerintah Romawi, sebab Yesus akan dituduh melakukan keributan pada hari raya Pondok Daun. Jika Yesus membebaskannya maka melanggar hukum Taurat dan sudah pasti bukanlah Mesias.  Dari cerita ini kita mencatat beberapa poin: Pertama, tuduhan yang dikenakan kepada perempuan tersebut. Istilah moicheia bisa berarti “adultery,” “inter...

KARYA ALLAH TRITUNGGAL MELALUI GEREJA (YOHANES 16:4b-15)

Gambar
  Dalam tradisi Gereja, minggu pertama setelah perayaan Pentakosta, gereja merayakannya sebagai minggu Trinitas. Bacaan kita saat ini berbicara tentang janji Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya dan orang percaya bahwa Ia akan mengirimkan Roh Penghibur yang akan menyertai mereka sampai selama-lamanya. Yohanes 16:4b-15 juga merupakan peneguhan kembali dari Yohanes 14:15-31. Tuhan Yesus berbicara tentang janji-Nya bahwa Ia tidak meninggalkan mereka sebagai yatim piatu tetapi Ia memberikan Penolong yang lain yaitu Roh Kudus yang adalah Roh kebenaran. Roh Kudus yang dijanjikan adalah Roh dari Bapa yang mempunyai kuasa dan kedudukan yang sama dengan Yesus. Yohanes menulis surat ini berhadapan dengan ajaran filsafat Yunani khususnya Gnostikisme. Menurut ajaran aliran filsafat ini memandang dunia material sebagai jahat dan dunia roh sebagai suci. Sejatinya dari lahir dalam diri seseorang terdapat percikan roh. Hanya tinggal bagaimana manusia menyikapi dan menanggapi roh tersebut secara ...

RENUNGAN PENTAKOSTA: TUNTUNAN ROH KUDUS DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA (GALATIA 5:16-26)

Gambar
  PENGANTAR Sebelum kita masuk dalam pembahasan teks ini, ada hal yang perlu kita garis bawahi bahwa kita hanya merayakan Pentakosta . Roh Kudus telah dicurahkan oleh Allah secara berlimpah-limpah kepada manusia. Baptisan Roh yang terjadi di Yerusalem pada hari Pentakosta merupakan peristiwa besar dalam sejarah keselamatan yang menandai berakhirnya masa peralihan dari era yang lama (nubuatan) ke era yang baru (pemenuhan). Karena itu, Pentakosta adalah hari kelahiran gereja Kristus di dunia. Peristiwa Pentakosta di Yerusalem tidak akan terulang lagi, sedangkan penerimaan Roh Kudus bagi keselamatan orang-orang yang masih hidup dalam ketidaktahuan akan Kristus, penyangkalan akan Kristus serta peristiwa bergabungnya manusia ke dalam gereja masih berlangsung terus menerus. PEMBAHASAN TEKS             Nada surat kepada jemaat di Galatia memang panas. Paulus langsung dan tajam menyerang para pengacau di Galatia. Mereka menyebar...

BELAJAR DARI RITUS HANIKIT DAN SANUT MAPUTU DI AMANUBAN TIMUR (Pdt. Frans Nahak)

Gambar
  a.      Pendahuluan             Dalam sejarah masyarakat Nusantara telah mengenal kearifan lo k al dalam tatanan kehidupan sosial yang membawa masyarakatnya kepada ke bijak an mengelola berbagai elemen alam . Untuk mengelola elemen alam tersebut, maka setiap suku memiliki ritualnya sendiri. Ritual merupakan sebuah k earifan lo k al , yang bukan hanya menyangkut pengetahuan atau pemahaman tentang manusia , melainkan juga menyangkut pengetahuan, pemahaman tentang manusia, alam, dan bagaimana relasi dengan yang ilahi. Di mana hal-hal tersebut dihayati, dipraktekkan, diajarkan, dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain . [1] Kearifan lokal dimaknai sebagai pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah kehidupan mereka . [2] Menurut S. Keraf, h akika...