Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

HIDUP BERKENAAN KEPADA ALLAH ( MIKHA 6:1-16)

Nabi Mikha berasal dari kota kecil Moresyet-Gat (Mi 1:14) di bagian selatan Yehuda, suatu wilayah pertanian yang subur, sekitar 40 kilometer barat daya Yerusalem. Seperti Amos, Mikha berasal dari daerah pedesaan, mungkin dari keluarga yang sederhana. Sedangkan Yesaya, rekannya di Yerusalem, bernubuat kepada raja dan tentang situasi internasional.  Pelayanan Mikha terjadi pada masa pemerintahan tiga raja Yehuda: Yotam (751-736 SM), Ahas (736-716 SM) dan Hizkia (716-687 SM). Tidak dapat disangkal bahwa pelayanannya bersama dengan pelayanan Yesaya, ikut berperan dalam membawa kebangunan rohani dan pembaharuan di bawah Raja Hizkia yang saleh. Mikha adalah nabi pedesaan yang berani mengkritis bahkan mengutuk pemimpin Yehuda yang korup, nabi-nabi palsu, imam-imam fasik, pedagang-pedagang yang tidak jujur dan hakim-hakim yang kena suap. Ia menentang dosa-dosa ketidakadilan, penindasan para petani dan penduduk desa, keserakahan, kekikiran, kebejatan dan penyembahan berhala, dan mengingatka...

Renungan: HAMBA YANG MENANTI DENGAN SETIA (2 Raja-Raja 2:1-18)

Gambar
  Pendahuluan Warga gereja di pedalaman Timor, khususnya di Klasis Amanuban Timur, setelah perayaan kenaikan Tuhan ke sorga, setiap malam berkumpul di gereja atau di rayon/gugus atau di tempat-tempat persekutuan doa untuk beribadah. Istilah yang biasa dipakai untuk menyebut kegiatan ini adalah “doa penantian” atau “doa sepuluh malam”. Selama sepuluh malam mereka berdoa bersama. Kegiatan ini dilakukan untuk memperingati penantian janji Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia terangkat ke sorga. Yesus mengatakan kepada mereka bahwa setelah Ia terangkat ke sorga, murid-murid tidak boleh meninggalkan Yerusalem, sebab Roh Kudus akan dicurahkan kepada mereka. Mereka menanti dengan setia. Pencurahan Roh Kudus terjadi sepuluh hari kemudian bertepatan dengan hari raya Syukur Panen umat Yahudi. Latar Belakang Kitab 2 Raja-Raja Tema kitab 2 Raja-raja adalah para raja Israel dan Yehuda. Kisah sejarah raja-raja Israel dan Yehuda dimulai dalam kitab 1 Raja-raja, mulai dari kerajaan bersatu...

Renungan: KENAIKAN YESUS MENGATASI BATASAN BUDAYA (MARKUS 16:14-20)

Gambar
Menurut Frank L. Cooley , di Nusa Tenggara Timur terdapat kurang lebih 11 suku besar yang ada di GMIT, yaitu suku Dawan, Belu, Marae, Kari, Kemak, Helong, Rote, Sabu, Sumba, Alor dan Flores. Masing-masing suku terdiri dari sub-sub suku yang sangat banyak, dan masyarakatnya tidak terlalu memiliki perbedaan besar dalam bahasa dan identitasnya. Namun demikian, setiap suku memiliki budayanya.  Bagaimana memberitakan Injil dalam konteks yang demikian? C.S. Song mengumpamakan pemberitaan Injil seperti air dan ikan. Ikan mati ketika dikeluarkan dari air. Pemberitaan Injil tidak ada maknanya ketika dipisahkan dari konteks kehidupan jemaat. Injil seperti berita “mati” atau “mematikan” jika dipisahkan dari konteks. Kenaikan-Nya ke sorga merupakan peristiwa yang paling agung dalam iman kekristenan. Yesus terangkat ke sorga merupakan penggenapan. Ia ditinggikan dan dimuliakan dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, menjadi perantara kita, dan mempersiapkan tempat bagi kita. Peristiwa ini jug...

KASIH YANG MEMULIHKAN RELASI (YOHANES 21:15-19)

Gambar
  Ada empat jenis kasih dalam bahasa Yunani yang kita tahu selama ini. Pertama, Kasih Stergo , yaitu kasih secara spontan. Secara spontan merasa tertarik, ingin melindungi, merasa bertanggungjawab terhadap kesejahteraan seseorang. Kedua ,        Kasih Eros , yaitu daya tarik jasmania h ata u seksual yang timbul dari emosional. Kasih ini muda h berubah menjadi egois (mementingkan diri sendiri). Ketiga ,    Kasih Philia , yaitu menyayangi secara tulus berdasarkan suatu hubungan yang saling melengkapi dan saling mengasihi antara dua orang sahabat. Kasih yang rela berkorban untuk dua orang sahabat. Keempat ,     Kasih Agape , yaitu kasih yang tanpa syarat, yang berani berkorban dan mengorbankan diri, seluruh hati dan jiwanya dicurahkan kepada orang dikasihinya. Pada umumnya, orang mengatakan bahwa kasih yang paling tinggi adalah kasih agape. Pandangan yang menetapkan kasih agape paling tertinggi adalah seorang teol...

Renungan Bulan Budaya: PENAMPAKAN YESUS MEMPERTEGUH IMAN UMAT BERBUDAYA (YOHANES 21:1-14)

Gambar
 Apa tantangan yang membuat iman umat yang berbudaya goyah?  Dari pertanyaan tersebut kita bisa mencatat beberapa faktor; pertama, faktor konsumerisme. Budaya konsumerisme mengutamakan barang dan jasa sebagai sumber kepuasan  dan kebahagiaan. Mengukur kesuksesan dan kebahagiaan melalui jumlah barang dan jasa yang dimiliki. Kedua, faktor hedonisme yakni pola pikir dan perilaku yang mengutamakan kenikmatan sebagai tujuan utama hidup tanpa mempertimbangkan konsekwensinya. Ketiga, faktor individualisme yakni pola pikir dan perilaku yang mengutamakan kepentingan dan kebutuhan individu daripada kepentingan kelompok masyarakat. Keempat, faktor modernitas yakni perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk teknologi, ekonomi, politik, sosial dan budaya. Misalnya, budaya tarian kreasi yang sensual dan juga cara berpakaian, dst. Faktor-foktor ini membuat masyarakat dan warga gereja mempengaruhi iman dan tercabut dari akar budaya.  Salah satu bukti Yesus Bangkit adal...

Renungan Bulan Budaya: SENTUHAN YANG MEMULIHKAN (Yohanes 20:19-29)

Gambar
 Manusia adalah makhluk makna, yang hidup dalam lingkungan alamiah dan simbolik. Objek tidak memiliki makna sendiri, melainkan karena mendapatkan artinya dari manusia. Salah makna simbolik terlihat dari budaya berkomunikasi dengan carah sentuhan. Misalnya, suku Atoni Meto, jika dua yang berkenalan bertemu di jalan atau pasar, pertama yang disuguhkan adalah sirih pinang. Sirih pinang adalah alat pembuka komunikasi dan menunjukkan budaya sopan santun. Bahkan siri pinang dalam upacara-upacara adat sebagai simbol komunikasi religius. Selain itu, penyuguhan sirih pinang adalah simbol untuk membangun keakraban, kekeluargaan dan rasa persahabatan, serta menjaga hubungan baik.  Atau seperti salah satu suku di NTT, yakni suku Sabu, yang memiliki tradisi unik mencium hidung (Hengad`do) satu sama lain saat bertemu, kapanpun, di mana pun, dengan siapapun. Masyarakat Sabu menilai hidung merupakan alat pernafasan, dengan mencium hidung maka akan menimbulkan rasa keakraban, dan rasa keterika...