Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2024

PERNIKAHAN MENURUT TRADISI YAHUDI

(Catatan tentang pertunangan Yusuf dan Maria) Sebagai hal yang terjadi di banyak kebudayaan baik di masa lalu maupun masa kini, para orang tua Ibrani mengatur pernikahan anak laki dan perempuan mereka. Orang Yahudi di Palestina abad pertama memandang pernikahan sebagai penyatuan dua keluarga. Berdasarkan hukum Yahudi, ini bisa berlangsung dalam beberapa waktu setelah melewati usia yang diperkenankan, yaitu umur 12 bagi anak perempuan dan umur 13 bagi anak laki-laki. Meskipun anak belum mendapat restu dari orang tua namun hasrat pribadi mereka untuk menikah sudah diperhitungkan. Begitu ada restu orang tua untuk melanjutkan ke perjodohan, maka orang tua dari kedua belah pihak akan membicarakan secara detail urusan dan mempersiapkan sebuah kontrak yang sah yang akan dibacakan pada upacara peminangan. Sumpah janji akan dibuat, kepingan mata uang saling dipertukarkan dan kedua keluarga akan sama-sama merayakan Peristiwa itu. Pada bagian akhir dari acar peminangan ini, si anak laki-laki dan ...

Renungan Syukur Natal: MEMANCARKAN KASIH KARUNIA ALLAH (TITUS 2:11-15)

Gambar
 26 Desember 2024, Ada seekor ikan kecil yang sementara bermain di pinggir kali. Dia mendengar percakapan dua orang anak manusia di tepi kali tentang air. Tanpa air manusia dan segala tumbuhan pasti mati termasuk ikan-ikan dalam air.   Si ikan kecil ini penasaran tentang apa itu air. Dia jalan keliling, setiap kali bertemu dengan rekan-rekan ikan yang lain bertanya tentang apa itu air, namun tidak ada seekor ikan yang bisa menjelaskan apa itu air. Dia dari hulu ke hilir untuk bertanya tentang apa itu air. Bertemulah dengan ibunya, lalu ia bercerita kepada ibunya bahwa tadi dia mendengar anak manusia bercerita tentang air. Katanya tanpa air manusia, tanaman dan kita pun mati. Lalu ibunya berkata kepadanya. “Nak, kita hidup karena di dalam air! Jika kita tidak hidup dalam air maka kita bukan ikan. Kita dibentuk, tumbuh dan besar dalam air.” Si ikan kecil tercengang mendengar cerita ibunya sambil melambai-lambai ekornya. Cerita ini menghantar kita dalam perenungan kebaktian syu...

Renungan Natal: FIRMAN MENJADI MANUSIA DAN DIAM DI ANTARA KITA (Yohanes 1:1-18)

Kata Andar Ismail, masyarakat kita dikenal dengan pandai berbasa basi. Basa basi artinya mengucapkan kata-kata hanya sebagai formalitas. Misalnya, hari minggu pagi-pagi saya ke gereja pegang Alkitab, lewat halaman rumahnya dia sementara berdiri di situ, tak pelak lagi ia bertanya, “bapak ke gereja?” jelas itu hanya berbasa-basi, sebab dia tahu bahwa saya mau ke gereja. Ketika numpang mobil dari Kupang ke Betun, sampai di cabang Batu Putih, mobil berhenti sejenak lalu ada seorang ibu membeli telur rebus. Telur itu di kupas kulitnya. Setelah itu ia menyodorkan kepada kami yang duduk berdekatan dengan dia sambil berkata, “mari makan o!” jelas bahwa ini hanya berbasa-basi, sebab mana mungkin satu butir telur dibagi untuk kami empat orang. Juga kita di kota suka berbasa basi. Ada tamu di depan pintu. Kita sedang sibuk. Pada saat itu kita tidak senang kedatangannya. Tetapi, ketika ia bertanya, “apakah sibuk?” maka dengan senyum yang dibuat-buat kita menjawab, “ah, tidak, mari duduk”. Tamu it...

Renungan Natal: MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETHLEHEM (LUKAS 2:1-20)

Gambar
  Renungan Natal tgl. 25, 2024. Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) jadi perwakilan gereja untuk memutuskan tema Natal Nasional. Demikian pula di Natal 2024 ini, dua lembaga ini secara resmi mengumumkan tema Natal tahun ini adalah "Marilah sekarang kita pergi ke Bethlehem... (Bdk. Lukas 2 : 15)". Tema ini menjadi menarik karena gemah anti Zionis terjadi di mana-mana, akibat dari perang antara Israel, Hamas dan Hizbullah di Timur Tengah. Apa pesan Natal dari tema ini? Bethlehem dalam bahasa Ibrani “Beit-lehem”, yang berarti Rumah Roti. Dalam bahasa Arab  Bayt Lahm  berarti “rumah daging”. Bethlehem adalah sebuah kota yang berada di Tepi Barat-Palestina, yang terletak sekitar 10 Km di sebelah Selatan Yerusalem. Kota di mana Yesus Kristus dilahirkan ini juga menjadi tempat kelahiran raja Daud, raja kedua pada masa pemerintahan Kerajaan Israel (1010 SM - 970 SM). Bethlehem pertama kali disebutkan dalam Alkitab sebagai ...

KEMULIAAN BAGI ALLAH DAN DAMAI SEJAHTERA DI BUMI (LUKAS 2:14)

Damai belum tentu sejahtera dan sejahtera belum tentu ada damai, itulah yang dikatakan oleh Eka Damaputera. Pernyataan Eka Damaputera ada benarnya, sebab kata damai artinya tidak ada perang; tidak ada kerusuhan; aman, tapi juga tenteram yang bersumber dari suasana hati. Sedangkan kata sejahtera juga memiliki arti yang sama dengan damai, namun lebih menunjuk kepada kesejahteraan ekonomi. Jika kita melihat dari kedua pengertian tersebut, maka kita dapat mengatakan bahwa banyak orang yang hidup sejahtera namun tidak memiliki kedamaian hati, juga banyak orang yang hidup damai tetapi serba kekurangan secara ekonomi. Karena itu yang dibutuhkan adalah damai dan sejahtera. Itulah yang diusahakan oleh bangsa-bangsa. Winston Churchill, menjelaskan teori yang dianut oleh negara-negara di dunia ini, yaitu kalau mau damai, harus siap berperang. Perdamaian harus dapat diwujudkan dengan mempersiapkan peperangan. Artinya, kalau masing-masing memperkuat diri dan mempersenjatai diri, maka musuh pun tida...

Renungan Natal tanggal 24: ALLAH MENYERTAI KITA (MATIUS 1:18-25)

Gambar
  Menurut Eka Darmaputera, ada perbedaan nuansa antara keempat Injil saat mereka mengisahkan peristiwa Natal. Injil Lukas dan Matius menceritakan peristiwa Natal sbb: Lukas menceritakan peristiwa Natal sebagai sesuatu yang dramatis dan spektakuler. Cahaya surgawi yang menerangi kegelapan malam di padang Efrata. Simfoni besar para Malaikat yang menyanyikan nyanyian-nyanyian suci. Berita yang sangat membesarkan hati, “Jangan takut,,,” Matius lain lagi. Ketika Matius mengisahkan Natal, ia mengambil sisi yang jauh dari spektakuler. Natal sebagai peristiwa keluarga. Ada memang yang dramatis dan romantik, tetapi yang menonjol tragis. Maria mengandung bukan karena hubungan dengan tunangannya. Yusuf berencana menceraikan dia secara diam-diam karena ia masih mencintai Maria, namun tidak ada pilihan lain. Pertama , ayat 18-19. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebag...

HARAPAN DI TENGAH KESESAKAN (YESAYA 9:1-6)

PENGANTAR Pelayanan Nabi Yesaya abad VIII sM, pada masa raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hiskia. Tahun-tahun ini masa-masa yang sulit bagi kedua kerajaan Israel dan Yehuda baik dalam bidang politik maupun dalam kehidupan kultural. Masa ini iman umat diuji untuk benar-benar bergantung kepada Tuhan. Secara politik mereka tidak boleh melakukan kompromi apa pun. Mereka diperhadapkan dengan godaan-godaan secara manusiawi untuk berkoalisi secara politis dan keagamaan dengan kuasa bangsa-bangsa lain. Ketika terjadi perang Aram-Efraim (734-733 sM) nabi Yesaya menasehati raja untuk tetap percaya kepada bantuan Tuhan dari pada mencari bantuan kepada Asyur. Dalam situasi yang mencekam seperti ini nabi Yesaya dipanggil dan diutus Allah untuk menyampaikan berita penghakiman Allah, berita pengharapan dan keselamatan dari Allah dengan kuasa kerajaan yang kekal. Secara politis Israel akan tenggelam (pembuangan) dan hanya sisa Israel yang dikasihani dan selamat. Secara keagamaan iman Israel ditantang dengan ...

NATAL : ALLAH YANG MERANGKUL ( LUKAS 2:1-20)

Tema renungan di atas membuat saya teringat cerita pengalaman kawan saya. Ceritanya demikian: Beberapa tahun yang lalu, saat hendak merayakan Natal, dia dengan panitia dan pemuda/i rapat untuk membuat konsep penataan ruangan, dan persiapan lainnya. Gedung gereja masih lantai kasar, lalu mereka sepakat untuk lantai ini ditutup dengan karpet warna sesuai dengan latar gereja. Singkat cerita panitia melaksanakan keputusan rapat. Betapa sibuknya mereka memodifikasi ruangan satu minggu sebelum perayaan Natal. Mendekati Natal lantai jalan dari pintu depan, samping kiri dan kanan ditutup dengan karpet. Menyisakan lorong di sisi kiri dan kanan menuju bangku dan kursi. Jemaat mulai hadir, namun mereka yang datang berdiri di luar sambil melihat ke dalam gereja. Saat dipersilakan masuk, sedikit saja yang melewati karpet namun sandal dibuka di depan pintu. Orang-orang tua yang tidak memakai sendal, mereka melewati samping kiri dan kanan yang tidak ada karpet dan duduk di kursi bagian belakang. ...

MENJAWAB “YA” KEPADA KEHENDAK TUHAN (LUKAS 1:26-38)

Gambar
Dalam pembekalan terhadap penatua, diaken dan pengajar, kami memulai diskusi dengan pertanyaan: Mengapa mau jadi seorang penatua, diaken dan pengajar? Rata-rata jawabannya adalah panggilan Tuhan. Bagaimana Tuhan memanggil Anda? Dengan cara bagaimana Tuhan memanggil Anda? Dari jawaban-jawaban yang kami dapat, lalu kami simpulkan bahwa Tuhan memanggil seseorang melalui jemaat yang telah memilihnya. Panggilan tersebut adalah panggilan iman. Iman seseorang kepada Tuhan mendorongnya menyerahkan diri untuk melayani Tuhan dalam jemaat maupun masyarakat. Tuhan memanggil kita dan kita menjawab “ya” terhadap panggilan Tuhan dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan untuk dipakai sebagai alat. Kita tidak menjawab “ya” di tempat, tetapi menjawab untuk melakukan kehendak-Nya. Tema renungan di minggu keempat Advent adalah menjawab “ya” terhadap kehendak Tuhan. Kita akan belajar dari cerita Maria. Dalam bulan keenam Malaikat Gabriel disuruh Allah pergi di sebuah kota di Galilea bernama Nazareth, kepada se...

Renungan Minggu Adven Keempat: BERGEMBIRA KARENA PERBUATAN ALLAH (LUKAS 1:46-56)

Gambar
  Masa Adven adalah masa di mana kita diajak untuk menatap ke depan, diajak untuk mengantisipasi masa depan. Oleh karena itu, masa Adven biasa disebut masa penantian. Tetapi tidak boleh kita lupakan bahwa masa Adven tidak hanya mengajak kita untuk menatap ke depan, tetapi mengajak kita untuk menengok ke belakang. Merayakan minggu-minggu Adven berarti mengingatkan kita kembali bahwa apa yang paling kita harapkan, bahkan paling diharapkan oleh seluruh umat manusia sudah terjadi. Sudah terealisasi. Yesus sudah datang. Kedatangan-Nya dalam sejarah umat manusia akan kita peringati dalam bentuk perayaan Natal. Oleh karena itu, merayakan Adven adalah menantikan apa yang masih akan terjadi dan sekaligus memperingati yang telah terjadi. Adven mengajak kita untuk menatap ke depan, tetapi juga mengajak kita menengok ke belakang. Setelah itu, Adven mengajak kita memahami bagaimana kita sekarang hidup, kini dan di sini. Hari ini kita memasuki minggu Adven keempat. Gereja-gereja akan masuk...