Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

Renungan Bulan Lingkungan: ALLAH MEMELIHARA SEMUA CIPTAANNYA (MATIUS 6:25-34)

Gambar
  P E NDAHULUAN Bulan November ditetapkan oleh GMIT sebagai Bulan Lingkungan Hidup. Kerusakan lingkungan salah satu persoalan yang dihadapi oleh manusia di planet bumi ini. Kerusakan tersebut karena ulah manusia. Pandangan manusia yang antroposentris merupakan salah satu faktor yang menyebabkan manusia seenaknya merusak alam. Pandangan tersebut menekankan bahwa manusia sebagai pusat dari sistem alam   semesta ini. Segala kebutuhan dan urusan manusia dianggap sesuatu yang paling penting dan sebagai prinsip yang menggunakan sumber daya alam. Matius 6: 25 – 34 seringkali dimaknai sebagai pemeliharaan Allah bagi dunia, secara khusus manusia. Perkembangan pemaknaan manusia sebagai ciptaan yang khusus dalam karya pemeliharaan Allah, menciptakan terbentuknya paham antroposentrisme yang melegitimasi kedudukan manusia sebagai subjek ciptaan utama. Sehingga, realita ciptaan lain seperti burung, bunga bakung, dan rumput liar, pada teks hanya dipandang sebag...

Renungan Bulan Keluarga: KELUARGA YANG HIDUP DALAM KEBAIKAN (Amsal 3:27-35)

Gambar
  PENGANTAR Apa itu kebaikan? Menurut pengertiannya, kebaikan adalah perilaku atau tindakan yang baik, positif dan yang bermanfaat bagi orang lain. Kebaikan berupa kasih sayang, memberikan bantuan, memberi pengampunan, kerendahan hati, dst. Kebaikan memiliki nilai universal yang tidak terbatas bagi orang tertentu, kelompok tertentu, dst. Kebaikan juga bisa berbuat oleh siapa saja tanpa memandang latar belakang. Di minggu bulan keluarga saat ini, tema renungan kita adalah Keluarga yang Hidup dalam Kebaikan. Kita akan belajar dari firman Tuhan saat ini. PEMBAHASAN TEKS Bacaan saat ini kita membaginya dalam beberapa pokok pembahasan. Pertama , ayat 27-28. Orang bijak yang memperhatikan kebutuhan sesamanya. Sebagai orang yang bijak melihat sesamanya mencari bantuan dengan datang mengetuk pintu maka ia menaruh perhatian. Hal itu merupakan kesempatan untuk berbuat baik karena itu tidak boleh menunda kebaikan. Mengapa? Kita mencatat tiga hal: Pertama , karena orang yang datang meminta...

Renungan Bulan Keluarga: MENJADI TELADAN IMAN (Titus 2:1-10)

Gambar
  PENGANTAR Ada sebuah adagium yang mengatakan bahwa “cara terbaik untuk mengubah orang lain” adalah mengubah diri kita sendiri. Artinya bahwa “keteladanan” dari diri kita merubah orang lain. Adagium ini disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, seorang guru bangsa. Untuk mendukung adagium itu, Dewantara, menggunakan tiga istilah dalam bahasa Jawa:   Pertama, Ing Ngarso Sun Tulodo, yang artinya menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri teladan bagi bawahan atau anak buahnya. Kedua, Ing Madyo Mbangun Karso, yang artinya seorang pemimpin di tengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat kerja anggota bawahannya. Ketiga,   Tut Wuri Handayani ,   yang berarti memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Itulah keteladanan yang diajarkan oleh Dewantara. Di minggu ketiga Bulan Keluarga yang dirayakan oleh GMIT, kita belajar dari surat Paulus kepada Titus tentang keteladanan. Tema renungan minggu ini adalah ”Keteladanan Iman”....

Renungan Hari Pasutri: SUAMI ISTRI YANG BERKOMUNIKASI DAN BERSEPAKAT (KPR 18:1-4)

Gambar
 PENGANTAR Apa yang menjadi hambatan komunikasi antara pasangan suami-istri dalam keluarga di masa kini? Tentu hambatannya yang dihadapi berbeda-beda. Kita mencatat beberapa contoh; pertama, budaya patriarki membuat laki-laki mengambil keputusan sendiri (masalah umum). Walaupun istri tidak dilibatkan namun istri tunduk karena   budaya laki-laki. Kedua, kesibukan agenda membuat suami-istri tidak memiliki waktu untuk duduk bersama dan berkomunikasi. Ketiga , perkembangan teknologi membawa perubahan pada komunikasi antara suami-istri. Sama-sama di satu kamar namun masing-masing asyik dengan gadget nya. Suami-istri seperti terasing di antara mereka. Perangkat teknologi dapat mendekatkan yang jauh tetapi menjauhkan yang dekat. Keempat , ketertutupan antara suami-istri dalam rumah tangga. Kelima , tempat tinggal yang berbeda karena pekerjaan, itu juga menjadi hambatan. Sekarang komunikasi dimudahkan, namun komunikasi melibatkan sentuhan fisik secara emosional tidak berjalan. Hal i...

Renungan Bulan keluarga: MERAWAT KASIH DAN KESETIAAN DALAM KELUARGA (Amsal 3:1-10)

Gambar
  PENDAHULUAN Adakah di antara kita (yang sudah menikah) pernah berkhayal bahwa masa depan keluarga kita dibangun di atas ketidakbahagiaan? Pernahkah terbayang dalam pemikiran ketika seseorang mengambil keputusan untuk berumah tangga bersama dengan orang yang dicintainya kelak kehidupan rumah tangganya bagaikan neraka? Mungkin tak terlintas sedikitpun, karena sang kekasih yang awal mereka berkenalan kemudian berpacaran sangat diidolakan, simpatik, penuh kelembutan, cinta, kesetiaan, penuh bunga-bunga asmara, kemudian mereka berumah tangga, berjalannya waktu berubah menjadi bunga-bunga yang berduri. Hal itu tidak terlintas dalam pikiran. Harapan dari setiap orang, keluarganya hidup dalam kasih dan kesetiaan. Firman Tuhan di minggu kedua menjadi perenungan kita. PEMBAHASAN TEKS Kitab Amsal 3:1-10 adalah pengajaran guru-guru hikmat. Kita dapat membagi bacaan dalam beberapa pokok. Pertama , ayat 1-4. Nasehat seorang ayah yang juga seorang guru supaya anak memperoleh panjang umur, l...

Renungan Bulan Keluarga: KELUARGA YANG HIDUP BERGAUL DENGAN ALLAH (Kejadian 6:9-22)

Gambar
  PENGANTAR Bulan Oktober ditetapkan oleh Gereja Masehi Injili di Timor sebagai Bulan Keluarga. Tema renungan di minggu pertama bulan keluarga adalah “Keluarga yang Hidup Bergaul dengan Allah”. Hidup bergaul dengan Allah dalam Perjanjian Lama merangkum dari ungkapan takut akan Tuhan. Takut Tuhan bukan berarti menjauh dari Tuhan melainkan hidup dekat dengan Tuhan, beribadah kepada-Nya dan mengabdi pada-Nya. Hal itu yang akan kita lihat dalam bacaan ini. P EMBAHASAN TEKS Dari bacaan ini kita dapat membaginya dalam beberapa bagian. Pertama, ayat 9-12. Nuh adalah seorang yang benar, tidak bercela dan hidup bergaul dengan Allah. Orang benar ditegaskan lagi dengan tidak bercela. Tidak bercela artinya tidak ada yang dapat dicela padanya. Ini tentu tidak berarti tidak berdosa, ia berdosa juga seperti orang lain, namun ia berbakti pada Allah dalam hidupnya. Orang seperti ini orang yang teruji integritasnya karena ketulusan, kejujuran dan kesukaan akan damai. Keterangan Nuh yang berg...